Antasida Doen: Solusi Cepat Atasi Masalah Lambung dengan Sederhana

antasida doen

Masalah lambung, seperti maag atau dispepsia, dapat mengganggu keseharian dan kualitas hidup. Salah satu obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan ini adalah antasida. Antasida Doen merupakan salah satu pilihan yang cukup populer di pasaran.

Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai fungsi Antasida Doen, cara kerjanya, serta hal-hal penting yang perlu diketahui oleh mereka yang ingin memahami lebih lanjut mengenai obat ini.

Apa itu Antasida Doen?

Antasida Doen adalah obat antasida yang digunakan untuk meredakan gejala gangguan lambung, seperti rasa nyeri, kembung, dan perasaan begah setelah makan. Antasida pada umumnya bekerja dengan menetralkan asam lambung yang berlebihan, membantu mengurangi iritasi pada dinding lambung, dan meredakan gejala yang timbul.

Fungsi Utama Antasida Doen

  1. Menetralkan Asam Lambung

Antasida Doen mengandung senyawa-senyawa basa yang dapat menetralkan asam lambung berlebihan. Ini membantu mengurangi tingkat keasaman di dalam lambung, yang dapat meredakan rasa nyeri dan ketidaknyamanan.

  1. Meredakan Gejala Segera

Keunggulan Antasida Doen terletak pada kemampuannya untuk memberikan efek cepat dalam meredakan gejala. Karena langsung menetralkan asam, antasida dapat memberikan kenyamanan secara instan.

  1. Mengurangi Kembung dan Begah

Gangguan lambung seringkali disertai dengan gejala kembung dan perasaan begah. Antasida Doen membantu mengatasi ketidaknyamanan ini dengan mengurangi produksi gas dalam lambung.

Cara Kerja Antasida Doen

Antasida Doen bekerja dengan cara menetralisir kelebihan asam lambung yang dihasilkan oleh lambung. Kandungan utamanya biasanya termasuk senyawa alkali seperti magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Berikut adalah cara kerja Antasida Doen:

  1. Reaksi Kimia

Saat Antasida Doen masuk ke dalam lambung, senyawa alkali yang terkandung di dalamnya bereaksi dengan asam lambung. Reaksi ini menghasilkan air dan garam, yang tidak memiliki efek merugikan pada tubuh.

  1. Menetralisir Asam

Produk reaksi kimia tersebut berfungsi menetralisir asam lambung yang berlebihan. Asam lambung yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan mengakibatkan gejala seperti nyeri dan kembung.

  1. Mengurangi Keasaman

Dengan menetralkan asam lambung, Antasida Doen membantu mengurangi tingkat keasaman di dalam lambung. Hal ini memberikan efek meredakan pada gejala seperti nyeri ulu hati dan rasa terbakar di dada.

Indikasi Penggunaan Antasida Doen

Antasida Doen direkomendasikan untuk penggunaan sebagai penanganan gejala sementara gangguan lambung, termasuk:

  1. Dispepsia atau Nyeri Lambung: Antasida Doen efektif meredakan nyeri lambung yang disebabkan oleh iritasi dinding lambung.
  2. Asam Lambung Berlebihan: Penggunaan Antasida Doen dapat membantu mengatasi keasaman lambung yang berlebihan, yang mungkin menyebabkan rasa terbakar dan kembung.
  3. Ketidaknyamanan setelah Makan: Gejala seperti perasaan begah atau kembung setelah makan dapat diatasi dengan penggunaan Antasida Doen.

Cara Penggunaan Antasida Doen

Penggunaan Antasida Doen sebaiknya sesuai dengan petunjuk dokter atau yang tertera pada kemasan. Namun, berikut adalah panduan umum dalam menggunakan Antasida Doen:

  1. Ikuti Aturan Dosis

Pastikan untuk mengonsumsi Antasida Doen sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Dosis yang tepat akan membantu memberikan efek yang diinginkan tanpa menimbulkan risiko efek samping.

  1. Konsumsi Sebelum atau Setelah Makan

Antasida Doen dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan, tergantung pada petunjuk dokter atau petunjuk pada kemasan. Hal ini membantu mengurangi gejala yang timbul setelah makan.

  1. Hindari Penggunaan Bersamaan dengan Obat Lain

Sebaiknya hindari mengonsumsi Antasida Doen secara bersamaan dengan obat lain, karena dapat mempengaruhi absorbsi obat tersebut.

  1. Jangan Mengonsumsi Berlebihan

Hindari mengonsumsi Antasida Doen dalam jumlah yang berlebihan, karena dapat menyebabkan masalah keseimbangan elektrolit.

Efek Samping dan Kontraindikasi Antasida Doen

  1. Efek Samping Umum

Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Antasida Doen termasuk diare atau konstipasi, mulut kering, dan perasaan ingin muntah.

  1. Kontraindikasi

Antasida Doen sebaiknya dihindari oleh mereka yang memiliki masalah ginjal serius, alergi terhadap komponennya, atau sedang mengonsumsi obat tertentu. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu sebelum menggunakan Antasida Doen.

Mitos dan Fakta seputar Antasida Doen

  1. Mitos: Antasida Doen Bisa Menyembuhkan Maag Secara Permanen

Fakta: Antasida Doen membantu meredakan gejala maag, namun tidak menyembuhkan kondisi ini secara permanen. Penggunaan jangka panjang sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.

  1. Mitos: Semua Antasida Sama, Tidak Ada Perbedaan

Fakta: Setiap antasida mungkin memiliki kandungan yang berbeda. Pilihlah yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda setelah berkonsultasi dengan dokter.

  1. Mitos: Penggunaan Antasida Doen Bebas Efek Samping

Fakta: Meskipun umumnya aman, penggunaan Antasida Doen dapat menyebabkan efek samping tertentu. Penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan.

Penutup

Antasida Doen memberikan solusi cepat untuk meredakan gejala gangguan lambung seperti nyeri dan kembung. Meskipun umumnya aman, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Penting untuk mengikuti dosis dan petunjuk dokter untuk memastikan penggunaan Antasida Doen yang efektif dan aman.

Kapan Luka Operasi Caesar Sembuh Total? Simak Penjelasan ini!

Persalinan merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh keluarga terutama ibu yang sedang mengandung. Ibu bisa memilih proses persalinan yang ingin ditempuh, bisa melahirkan secara normal maupun caesar. Pada umumnya ibu lebih memilih untuk melahirkan secara normal, namun terkadang prosedur persalinan secara caesar menjadi pilihan satu-satunya karena kondisi tertentu. 

Prosedur caesar dilakukan dengan mengeluarkan bayi melalui sayatan pada perut dan rahim ibu. Kamu mungkin penasaran kapan luka operasi caesar sembuh total setelah proses persalinan. Untuk menjawab keingintahuanmu simak penjelasan di bawah ini.

Apa itu operasi caesar?

Operasi caesar merupakan metode operasi persalinan dengan proses pembedahan melalui penyayatan bagian perut hingga rahim Ibu untuk mengeluarkan bayi. Biasanya dokter akan merekomendasikan metode persalinan ini jika kehamilan Ibu beresiko.

Operasi caesar akan dilakukan setelah usia kandungan Ibu memasuki minggu ke-39 atau saat dokter memberikan saran melakukan jenis persalinan tersebut. Selain itu, operasi caesar hanya bisa dilakukan di rumah sakit bukan dilakukan di rumah.

Berapa lama pemulihan operasi caesar?

Saat harus melakukan operasi caesar, Ibu harus menerima resiko yang akan dialami setelah persalinan tersebut dilewati. Salah satunya adalah Ibu harus bersabar menunggu penyembuhan operasi caesar.

Metode ini tidak hanya menggunakan satu sayat di perut, melainkan dua sayatan. Sayatan pertama pada perut Ibu, sayatan kedua pada rahim. Oleh karena itu, Ibu disarankan tidak melakukan aktivitas yang banyak dan berat, dan dianjurkan untuk lebih banyak beristirahat.

Ibu tidak disarankan melakukan olahraga yang berat karena akan menimbulkan infeksi pada sayatan. Gerakan-gerakan saat melakukan olahraga berat dikhawatirkan membuat penyembuhan pada luka sayatan tersebut juga semakin lama.

Setidaknya Ibu membutuhkan waktu sebanyak 4 minggu untuk pemulihan pasca operasi caesar tanpa melakukan aktivitas berat seperti berolahraga.

Kapan luka operasi caesar sembuh total?

Ketidakjelasan waktu kapan akan sembuh total dari operasi caesar memang membuat sebagian besar Ibu-ibu tidak nyaman. Khawatir tidak bisa melakukan aktivitas atau rutinitas seperti biasa. Ibu perlu bersabar hingga minggu ke-4 pasca operasi. Setelah 48 jam pertama operasi caesar dilakukan, Ibu akan mengalami beberapa keluhan seperti rasa nyeri, mual, dan pusing.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi Ibu yang telah melakukan operasi caesar untuk istirahat total agar keluhan tersebut tidak dirasakan kembali.

Bagaimana cara merawat luka operasi caesar?

Ibu perlu mengetahui cara merawat luka operasi caesar agar pemulihan berlangsung cepat dan tidak merasakan nyeri lagi, berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan:

1. Istirahat cukup. Melakukan persalinan pasti tidak mudah, oleh karena itu dianjurkan bagi ibu untuk istirahat selama 6-8 jam per hari. Istirahat yang cukup akan membantu memulihkan luka pasca operasi caesar juga.

2. Pakai pakaian longgar. Luka sayatan yang basah apalagi beberapa hari setelah operasi, sangatlah sensitif jika bersentuhan dengan benda lain. Sangat penting bagi ibu yang telah melakukan operasi caesar tidak menggunakan pakaian yang kekecilan.

3. Tidak melakukan aktivitas berat. Alangkah lebih baik jika Ibu yang telah melakukan operasi caesar tidak melakukan banyak gerakan dan terlalu berat. Dikhawatirkan luka sayatan tersebut menimbulkan rasa nyeri dan mengakibatkan infeksi.

4. Rutin kontrol. Pengawasan dokter pasca operasi caesar akan membantu Ibu lebih mengetahui sejauh mana luka operasi caesar akan pulih.

Meredakan rasa nyeri luka operasi caesar

Tidak harus selalu berkunjung ke rumah sakit atau ke dokter untuk perawatan, Ibu juga bisa melakukan sendiri untuk mengurangi rasa nyeri akibat operasi caesar. Ibu membutuhkan obat pereda nyeri jika bekas luka sayatan terasa sangat menyakitkan. Bisa dibeli secara bebas di apotek manapun. Obat yang bisa dikonsumsi adalah ibuprofen atau paracetamol. Selain itu, bisa juga mengompres bagian atas perut menggunakan air hangat untuk meredakan rasa nyeri. 

Setidaknya ibu membutuhkan waktu hingga 4 minggu jika melakukan tips-tips di atas. Namun kembali lagi setiap Ibu memiliki waktu pemulihan yang berbeda-beda menyesuaikan kondisi tubuh dan juga aktivitas sehari-hari. Jangan sampai terlewat untuk periksa diri ke dokter jika mengalami rasa nyeri yang tidak kunjung selesai.

Kulit Gatal Karena Serangga? Berikut Tips Mengobati Gigitan Serangga Bengkak dan Gatal!

Semua orang mungkin pernah digigit serangga, mungkin salah satunya adalah kamu. Tentu rasanya tidak nyaman bukan? Pada umumnya efek gigitan serangga bisa berupa gata-gatal, bengkak, muncul ruam, dan rasa nyeri. Terkadang gigitan serangga juga berefek sangat fatal seperti diare, demam, pusing, jantung berdebar, pembekakan wajah, sesak nafas, hingga pingsan.

Gigitan serangga gejala ringan biasanya sembuh dalam waktu singkat, namun jika kamu mengalami gejala berat pemulihan akan sedikit lebih lama. Tentunya sangat tidak nyaman bukan? Aktivitasmu akan sangat terganggu jika gigitan serangga tidak segera diatasi. Lantas bagaimana cara mengobati gigitan serangga bengkak dan gatal? Simak penjelasan berikut ini.

Penyebab gigitan serangga bengkak dan gatal

Gigitan serangga yang menimbulkan bengkak dan gatal merupakan salah satu cara serangga melindungi diri dari musuh jika serangga merasa terancam. Kamu harus berhati-hati jika serangga berada di sekitarmu, bisa jadi serangga menganggapmu suatu ancaman.

Gigitan serangga bengkak dan gatal bisa disebabkan karena beberapa hewan ini:

  • Lebah: hewan ini dikenal sengatannya yang bisa membengkakkan kulit dan menimbulkan rasa teramat nyeri. Kamu harus berhati-hati jika melihat lebah di sekitarmu, lebih baik kamu menghindar dari serangga ini.
  • Kutu: serangga ini bisa menyebabkan infeksi bakteri dan penyakit lyme
  • Tawon: sedikit berbeda dengan lebah, jika lebah hanya menyengat satu kali, sedangkan tawon bisa menyengat berkali-kali
  • Nyamuk: serangga ini mungkin yang paling sering kita jumpai. Gunakan obat nyamuk untuk melindungi kulitmu dari gigitan nyamuk serta jagalah kebersihan rumah agar terhindar dari nyamuk yang menyebabkan demam berdarah
  • Semut api: sengatan semut ini sangat perih di kulitmu. Lebih baik jangan mendekat ke sarang semut api untuk menghindari sengatan

Kandungan dalam gigitan serangga

Saat serangga menggigit atau menyengat, serangga akan mengeluarkan racun yang dapat melemahkan manusia serta mengakibatkan dampak-dampak negatif seperti bengkak dan gatal. 

Kandungan gigitan nyamuk yaitu berupa antikoagulan pada air liur setelah menghisap darah manusia. Kandungan tersebut bisa memicu demam berdarah jika kekebalan manusia sedang tidak bagus. Selain itu, semut api memiliki kandungan solenopsin.

Efek samping gigitan serangga

Meskipun pada umumnya efek samping gigitan serangga tidak terlalu parah, kamu tidak bisa meremehkan jika ada kemungkinan dampak terburuk akibat gigitan serangga. Ada beberapa efek samping gigitan serangga yang perlu kamu ketahui:

  • Ruam kulit
  • Bengkak
  • Gatal-gatal
  • Nyeri
  • Kulit kemerahan
  • Demam
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Mual
  • Kejang otot
  • Nanah kulit
  • Kram
  • Linglung
  • Bengkak tidak kunjung membaik

Cara mengobati gatal akibat gigitan serangga

Kamu tidak perlu panik jika mengalami efek samping seperti di atas. Setiap penyakit pasti ada obatnya seperti gatal-gatal akibat gigitan serangga. Jika kamu mengalami gejala ringan seperti gatal-gatal, simak cara mengobati gatal akibat gigitan serangga berikut ini:

  • Bersihkan area gigitan dengan air bersih
  • Gunakan air es atau air dingin jika efek gatal gigitan sangat parah dan menimbulkan rasa nyeri
  • Oleskan obat gatal

Salep gatal digigit serangga

Berikut beberapa rekomendasi salep gatal akibat gigitan serangga yang kamu alami. Sebelum menggunakan salep, pastikan area kulit yang digigit sudah kamu bersihkan dengan air terlebih dahulu.

  • Hidrokortison: salep ini biasanya dikemas dalam bentuk krim, lotion, tablet maupun suntikan. Memiliki kandungan yang memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. 
  • Calamine: Tidak hanya berguna untuk mengobati gatal dan bengkak saja, salep ini juga bisa mengobati cacar air, alergi, dan luka bakar. Berbeda dengan hidrokortison, obat ini hanya untuk bagian luar tubuh saja atau bagian kulit. Cukup oleskan salep di bagian yang terkena gigitan serangga.

Jika kamu telah menggunakan salep-salep di atas dan tidak kunjung membaik, maka segera periksakanlah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan sampai efek samping gigitan serangga memperparah kesehatan kamu.

Mampu Mengobati Covid-19, Apa Itu Ivermectin?

Dikenal sebagai obat untuk mengatasi infeksi cacing, muncul sebuah penelitian bahwa obat tersebut bisa mengobati infeksi Covid-19. Ivermectin dianggap bisa menurunkan jumlah virus Corona pada sel yang terinfeksi. Riset lain juga menyatakan bahwa ivermectin mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19. Lalu, apa itu ivermectin? Benarkah obat tersebut dapat mengobati Covid-19? Simak ulasan berikut ini.

Apa Itu Ivermectin?

Ivermectin merupakan obat antiparasit dan digunakan untuk mengatasi penyakit yang diakibatkan oleh infeksi cacing. Cara kerja ivermectin adalah dengan melumpuhkan dan membunuh larva cacing yang ada di dalam tubuh.

Obat tersebut juga digunakan untuk mengatasi infeksi kutu dan tungau. Invermectin diduga memiliki efek antiradang dan menghambat protein khusus yang diperlukan virus untuk menyerang tubuh.

Fakta Ivermectin

Digunakan sebagai obat cacing dan pembasmi kutu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ivermectin memiliki efek antivirus terhadap beberapa virus seperti zika, influenza, virus dengue dan chikungunya.

Penggunaan ivermectin sebagai obat Covid-19 telah diteliti untuk mengetahui pengaruhnya. Hasil riset menunjukkan kombinasi ivermectin dengan obat doxycycline bekerja baik dalam proses penyembuhan Covid-19.

Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada studi yang membuktikan bahwa ivermectin efektif untuk mencegah Covid-19. 

Institusi kesehatan seperti FDA, WHO, BPOM dan Kementerian Kesehatan pun belum merekomendasikan penggunaan obat tersebut untuk mencegah dan mengobati Covid-19 karena belum ada uji klinis serta data yang memadai terkait pemanfaatan ivermectin sebagai obat Covid-19.

Namun, hingga saat iniefektifitas ivermectin masih meneliti potensi ivermectin untuk mengobati penyakit Covid-19.

Indikasi Ivermectin

Obat ivermectin yang telah disetujui FDA bisa digunakan untuk mengobati infeksi berikut ini:

  • Strongyloidiasis

Merupakan infeksi cacing parasit yang menyebabkan masalah sakit perut, mulas, diare, ruam serta kembung.

  • Onchocerciasis

Parasit yang menyebabkan penyakit river blindness yang menyebabkan ruam, penyakit mata atau pertumbuhan abnormal yang ada di bawah kulit.

  • Helminthiasis

Sebuah penyakit dimana tubuh manusia dan hewan terinfeksi cacing parasit yang dapat menyebabkan kerusakan fisiologis.

  • Scabies

Scabies atau kudis, penyakit kulit yang dapat menular akibat tungau kecil sehingga menyebabkan kulit terasa gatal.

Meskipun sama-sama digunakan untuk mengobati infeksi parasit, obat yang dibuat untuk hewan tidak boleh dikonsumsu oleh manusia dan sebaliknya. Dosis obat untuk hewan besar seperti kuda dan sapi, obat tersebut akan menjadi racun jika dikonsumsi oleh manusia.

Dosis dan Cara Minum Ivermectin

Dosis penggunaan ivermectin berbeda-beda baik anak-anak maupun orang dewasa. Penggunaan obat ini disesuaikan dengan berat badan dan jenis parasit atau penyakit yang menyerang. Jika ivermectin dikonsumsi secara berlebihan maka dapat menjadi racun bagi manusia.

Ivermectin hadir dalam bentuk tablet, biasanya diminum dalam dosis tunggal sebelum makan dan jeda waktu penggunaannya 1 jam atau 2 jam setelah makan.

Efek Samping Ivermectin

Seperti obat lain, ivermectin juga dapat menimbulkan efek samping, terutama jika penggunaannya tidak tepat dan dengan dosis yang tidak sesuai. Berikut adalah efek samping yang bisa mincul setelah mengonsumsi obat tersebut.

  • Gangguan pencernaan, seperti muntah, diare dan mual
  • Mengalami ruam kulit
  • Pusing hingga pingsan
  • Penurunan tekanan darah
  • Rasa tidak nyaman di dada yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas
  • Kehilangan selera makan
  • Pembengkakan pada mata, wajah, ketiak serta beberapa bagian tubuh yang lain
  • Nyeri sendi
  • Detak jantung meningkat cepat

Itulah beberapa informasi mengenai apa itu ivermectin serta pengaruhnya terhadap Covid-19.

Ingin Tidur Berkualitas? Inilah Tips Memilih Bantal Tidur

Bantal menjadi salah satu komponen penting saat tidur. Umumnya tidur yang cukup sekitar 7-8 jam sehari. Oleh karena itu kamu perlu memperhatikan bantal tidur yang kamu pilih untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.

Sebagian orang mungkin menganggap sepele pemilihan bantal. Namun jika salah memilih, tidur menjadi tidak nyenyak dan berakibat menurunnya kualitas tidur. Berikut adalah tips memilih bantal tidur untuk tidur yang lebih berkualitas.

Manfaat Bantal Tidur yang Baik

Pemilihan bantal tidur yang tepat akan memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Mencegah sakit leher, pilihlah bantal yang tepat supaya kamu tidak mengalami sakit leher. Sesuaikan dengan posisi supaya leher tetap terjaga dengan baik.
  • Postur tidur lebih baik, bantal yang tepat akan membuat posisi tubuhmu tetap netral sehingga untuk kondidi tubuh tertentu disarankan untuk selektif dalam memilih bantal tidur.

Tips Memilih Bantal yang Tepat

Ada beberapa tips yang perlu kamu ketahui dalam memilih bantal tidur.

  • Perhatikan posisi tidur

Sebelum memilih bantal, perhatikan dahulu posisi tidurmu. Posisi tidur akan memengaruhi jenis bantal yang dipakai. Jika kamu suka tidur dalam posisi telentang, kamu memerlukan bantal yang tipis untuk menjaga posisi kepala tetap sejajar dengan bahu.

Supaya dapat menopang leher, pilihlan bantal yang memiliki tonjolan atau ekstra busa di bagian bawah bantal.

Jika kamu suka tidur tengkurap, maka bantal yang harus kamu pilih adalah bantal yang sangat tipis atau tidur tanpa bantal sama sekali. Tengkurap dapat membuat punggung bawah mendapatkan lebih banyak tekanan. Supaya lebih nyaman, kamu bisa tidur dengan posisi menyamping. Kamu bisa menggunakan bantal untuk memberikan tekanan pada perut seperti saat tidur tengkurap.

Nah, jika kamu suka tidur posisi miring, gunakan bantal tidur yang menggunakan bahan lateks, bantal lateks lebih padat dan berfungsi untuk mengganjal bahu dan telinga.

Saat tidur posisi miring, maka wajah akan menempel pada sarung bantal, oleh karena itu perhatikan juga kain sarung bantal supaya tekstur sarung bantal tidak menempel atau membekas di kulit.

  • Pertimbangkan kondisi kesehatan

Kamu perlu memperhatikan bahan dari bantal yang kamu gunakan, terutama jika kamu memiliki alergi tertentu. Pilihlah bantal yang memiliki label hypoallergenic, jenis bantal hypoallergenic biasanya berbahan dasar wol atau katun. Bahan jenis ini dapat mencegah jamur dan tungau yang biasanya ada di tempat tidur dan bantal.

Jika kamu sering mengalami sakit leher, maka pilihlah bantal yang dapat mengikuti bentuk leher. Kamu perlu menghindari bantal yang keras dan terlalu tinggi, karena dapat membuat leher menekuk selama kamu tidur dan dapat menyebabkan sakit pada leher ketika kamu bangun.

  • Sesuaikan dengan postur tubuh

Menyesuaikan bantal dengan postur tubuh menjadi poin yang penting saat memilih bantal tidur. Jangan memilih bantal ukuran queen, large atau king jika kamu memiliki postur tubuh yang kecil. Ukuran bantal tersebut terlalu tinggi dan dapat menyebabkan ketegangan pada otot leher dan bahu.

Selain ukura, kamu juga perlu memperhatikan isi bantal tidur yang kamu gunakan. Rekomendasi isi bantal tidur yang baik adalah bulu angsa, busa, lateks, wol atau katun dan memory foam atau busa memori.

Itulah beberapa tips memilih bantal tidur yang dapat kamu gunakan sebagai referensi sebelum menentukan bantal yang kamu pilih. Pastikan sesuai dengan kondisi tubuhmu sehingga kamu mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.

Waspadai Faktor Penyebab Polimenorea pada Perempuan

Pernahkah kamu mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek dan berbeda dari normalnya? Kondisi yang disebut polimenorea adalah siklus menstruasi yang biasanya berlangsung kurang dari 21 hari.

Tentunya kondisi polimenorea adalah sebuah penyakit dan tidak normal jika berlangsung secara terus-menerus selama lebih dari tiga kali siklus. Lalu, sebenarnya kondisi polimenorea apakah bahaya?

Yuk, terus simak artikel ini untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai polimenorea yang bisa terjadi pada setisap perempuan berikut penyebab dan cara menanganinya.

Pengertian Polimenorea

Polimenorea adalah sebuah gangguan siklus menstruasi yang bisa dialami oleh setiap wanita. Gangguan polimenorea menyebabkan siklus menstruasi berlangsung lebih pendek dari siklus normalnya, yakni kurang dari 21 hari. Sedangkan siklus menstruasi yang normal bagi perempuan adalah 21-28 hari dengan masa menstruasi antara 2-7 hari.

Sebagai sebuah kondisi yang tidak biasa atau abnormal, tentunya polimenorea ini dapat indikasi terjadinya suatu kondisi yang lebih serius, atau emicu munculnya penyakit yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Salah satu dampak buruk jika seorang perempuan mengalami polimenorea adalah adanya kemungkinan untuk sulit melakukan program kehamilan. Hal ini disebabkan karena siklus menstruasi serta masa subur yang terlalu singkat serta sulit untuk diprediksi kapan waktu siklusnya.

Ciri-Ciri Polimenorea

Salah satu ciri gejala seorang perempuan mengalami polimenorea adalah siklus menstruasinya yang lebih pendek dari siklus normal dan hal ini terjadi selama lebih dari tiga kali siklus.

Beberapa ciri lain seseorang mengalami polimenorea antaranya:

  • Siklus mentruasi yang pendek, kurang dari 21 hari, dan terjadi selama lebih dari tiga kali siklus.
  • Perempuan yang mengalami polimenorea berada pada rentang usia produktif, yakni 20-45 tahun.
  • Munculnya gejala tambahan yang menyertai kondisi polimenorea, gejala ini bisa sangat berbeda-beda bagi setiap perempuan yang mengalami.
  • Perempuan dengan konisi polimenorea cenderung sulit hamil.

Penyebab Polienorea

Faktor penyebab terjadinya kondisi polimenorea pada perempuan sangatlah bermacam-macam. Namun, beberapa faktor yang paling sering menjadi pemicu polimenorea antara lain adalah:

Stress

Salah satu penyebab terjadinya kekacauan pada siklus menstruasi perempuan yang paing umum adalah stress. Stress dapat memicu kinerja hormon dalam tubuh jadi kacau serta mengirimkan sinyal ke otak yang bersifat menganggu keseimbangan kerja tubuh.

Maka perlu adanya penanganan dan pengelolaan stress seeta emosi agar kerja hormon tubuh jadi lebih baik.

Hormon tidak seimbang

Seperti yang disinggung di atas, stress dapat menyebabkan kinerja hormon jadi kacau, maka ketidakseimbangan hormon tentunya dapat berefek pada terjadinya kondisi polimenorea pada siklus menstruasi.

Hormon tidak seimbang ini dapat dipivu oleh stress, tubuh yang obesitas atau bahkan terlalu kurus, atau juga karena penyakit kelainan hormon seperti adanya disfungsi pada kelenar tiroid, adrenal, dan hipofisis.

Penggunaan kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi atau KB dapat memicu terjadinya siklus haid yang tidak berimbang. Maka perlu untuk melakukan konsultasi dan memilik alat kontrasepsi yamg paling sesuai serta tidak memberi efek samping yang dapat membahayakan.

Menopause

Menopause atau berhentinya siklus mentruasi pada perempuab, lazimnya yang telah mebcapai usia 45 tahun ke atas dapat pula memicu terjadinya polimenorea sebelum silkus menstrasi benar-benar berakhir.

Endemotriosis

Endometriosis adalah kondisi adanya sel-sel atau jaringan yang tumbuh di luar jariangannya, seperti misalnya di tuba faloppi atau ovarium.

Kondisi ini umumnya timbul dengan disertai berbagai gejala, dan salah satunya adalah kelainan siklus menstruasi seperti polimenorea.

Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual, seperti misalnya klamidia dan gonore, tentunya merupakan suatu kondisi yang cukup serius. Penyakit ini turut muncul dengan disertai berbagai macam gejala, seperti rasa sakit saat buang air, adanya luka pada kelamin, keluar lendir, hingga siklus menstruasi yang tidak normal pada perempuan.

Konsumsi obat-obatan

Penggunaan obat-obatan untuk menanganani penyakit tertentu kadang juga bisa memicu efek samping berupa pendarahan atau siklus mentruasi yang lebih singkat dari normalnya.

Penanganan Polimenorea

Cara penanganan kondisi siklus haid yang tidak normal seperti polimenorea adalah dengan cara menangani penyebabnya. Melakukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk mengatahui pemicu terjadinya polimenorea adalah langkah pertama yang wajib untuk dilakukan. Dan setelah ditemukan penyebabnya, terus lakukan perawatan dan konsultasi untuk memperbaiki siklus menstruasi.